Kamis, 22 Januari 2009

Pelantikan Obama (Inaugurations)


Setelah Pidato Pelantikannya, Masihkan Membawa Harapan?

Tidak banyak yang bisa dimanfaatkan dunia dari Pidato Pertama Barrack Obama, sesaat setelah resmi dilantik menjadi Presiden ke-44 Amerika Serikat. Pemaparan Obama justru hanya berkisar janji-janji yang pernah disampaikan dalam berbagai mimbar kampanye dulu, seperti penanganan krisis finansial, pengurangan pengangguran, hingga penarikan pasukan AS dari Irak. Pidato itu tidak berisi sesuatu yang baru. Pidato itu tidak ubahnya pemutaran kaset orasi kampanyenya dulu !


Dalam sebuah kesempatan kampanye, Obama mengatakan bahwa sejak tahun 2002, 2003,2004 hingga 2008, ia tidak pernah absen dalam mengkritisi penempatan pasukan AS di Irak. Niat yang sama diungkap kembali dalam pidato pelantikan kemarin. Walau demikian, toh Obama juga akan segera memindahkan pasukan AS di Irak ke Afganistan. Padahal dalam kesempatan pidato itu pula Obama menegaskan bahwa negera besar tidak selalu harus kuat dalam hal persenjataan, namun lebih pada kekuatan niat hati untuk berdiri saling menghormati dan menghargai.


Itu secuil contoh bahwa yang diungkap dalam pidatonya tidak memenuhi ekspektasi publik. Sejatinya, Obama bisa berbuat lebih dari itu. Masyarakat dunia internasional, telah mengikuti setiap langkah Obama mulai masa kampanye hingga langkah terakhir dalam pelantikannya, menantikan beberapa statment yang melegakan dunia, dan menancapkan: Perubahan yang dibawanya akan menyejukkan dunia.


Dunia tahu banyak keterbatasan yang dimiliki seorang Obama, namun dunia juga tahu Obama lahir dan berlatar belakang lebih heterogen dibandingkan Presiden terdahulu. Sebagai seorang Afro-Amerika, Obama tentu merasakan pahitnya status minoritas, getirnya ketidakadilan. Sebagai anak dari seorang Muslim, Hussein, Obama juga harusnya tahu banyak tentang masalah masyarakat muslim tentang ketidakadilan dunia.


Dan sebagai orang yang pernah tinggal di Indonesia dan Hawai, dilahirkan dari keluarga biasa-biasa saja, Obama juga merasakan kesederhanaan hidup. Obama bukan bangsawan yang matang di istana. Obama bukan seorang yang matanya tertutup batas tembok pagar istana. Obama muda banyak melihat gelandangan diluar pagar istana. Obama merasakan letihnya menjadi bangsa kulit hitam. Obama tahu persis dunia yang didiaminya multi agama, multi ras, multi nasib, multi kesejahteraan telah berjalan dengan tidak seimbang. Kesewenangan menindas kesabaran.


Tidak banyak yang bisa disarikan untuk dikumpulkan menjadi harapan, bahwa kelak Presiden ini akan merubah paradigmanya tentang Islam dan Dunia Islam. Obama sama sekali tidak menyentuh 1 kalimatpun tentang kondisi Gaza saat ini. Namun justru mengancam para pemimpin mereka yang dianggapnya senantiasa bertindak dengan keras dan merusak. Obama perlu tahu bahwa masalah ummat Islam saat ini berporos pada standart ganda AS di Palestina, yang menjadikan negara Yahudi itu sebagai prajurit penjaga wilayah Arab yang bertindak diluar batas kemanusiaan. Obama harus tahu bahwa pendekatan pihaknya pada Islam harus dimulai dari ketegasan sikap AS untuk menceraikan bangsa Yahudi itu, dan berhenti memecah belah kehidupan negeri muslim. Dan berhenti pada paradigma Islam dan kekerasan. Obama justru harus mampu menjelaskan sikap negaranya yang mendukung negara Yahudi, dengan mengirimkan ribuan ton amunisi untuk pembersihan rakyat Palestina di tanahnya sendiri dan telah berlangsung 60 tahun terakhir. Obama yang kita lihat pada pidato pelantikkannya hari ini tidak mampu bersikap atas masalah pembasmian masyarakat sipil itu, wanita dan anak-anak di Palestina oleh agresor Yahudi. Dan yang disesalkan justru Obama masih melihat Islam sebagai penghancur, destroyer. Walaupun di paragraf yang lain ia menyatakan keinginannya untuk bertindak based on mutual interest and mutual respect serta menjadikan AS milik semua ras, semua agama.


Pidato ini menyimpulkan, identitas Obama. Mungkin banyak yang akan dirubahnya untuk AS, namun tidak banyak yang bisa diwarnainya dalam hubungan internasional.

Pendekatan bisa berbeda, tapi bukan berati orientasinya berubah.

Amerika di bawah Obama : Masihkan Membawa Harapan??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Site Info

Powered by Google Ads

Followers

Chatting

Recent Comments